Minggu, 10 September 2017

Jajanan Khas Daerah Nusa Tenggara dan Bali

Jajanan Khas Daerah Nusa Tenggara dan Bali

1. Nusa Tenggara Timur

Kue ini berwarna cokelat keemasan dengan bentuk segitiga. Kue rambut memiliki aroma yang khas, campuran antara aroma tepung yang digoreng dengan wangi gula merah.
Jawada atau kue rambut merupakan makanan khas pulau Flores dan pulau Alor yang biasa dihidangkan pada saat acara istimewa maupun upacara adat. Selain itu kue rambut ini juga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari kedua daerah tersebut.
Kue rambut dibuat dengan campuran tepung beras, gula aren, santan, air nira, garam dan minyak. Kue ini digoreng dengan menggunakan minyak goreng yang banyak dan panas.
Share:

Jajanan Khas Daerah Jawa

Jajanan Khas Daerah Jawa

1. Banten


 Ketan bintul sangat cocok menjadi santapan berbuka karena terbuat dari olahan ketan sehingga bisa membuat perut terisi setelah seharian kosong karena berpuasa. Untuk penyajiannya, biasanya ketan bintul dimakan dengan taburan serundeng sehingga rasanya menjadi semakin gurih.

Makanan khas Banten yang konon menjadi kesukaan para sultan Banten ini sangat terkenal di kota Serang dan sekitarnya. Biasanya para sultan menjadikan ketan bintul untuk hidangan di waktu berbuka. Kuliner satu ini termasuk panganan yang mudah dibuat. Jika kamu ingin menikmati ketan bintul buatan sendiri, resep makanan ini bisa dengan mudah ditemui di Internet semisal pada laman FoodDetik.
Share:

Sabtu, 09 September 2017

Jajanan Khas Daerah Sumatera

Jajanan Khas Daerah Sumatera

1. Aceh


Bhoi adalah bolu khas dari Aceh. Penganan ini memiliki bentuk aneka ragam. Ada yang berbentuk Bunga, Bintang, Hewan dan sebagainya. Ciri khas Kue boi ini adalah teksturnya yang kasar dan ukurannya yang lebih kecil serta padat jika dibandingkan dengan kue yang lainnya.
Share:

Jumat, 08 September 2017

Makanan Khas Daerah Maluku dan Papua

Makanan Khas Daerah Maluku dan Papua

1. Ambon

Bubur ne dibuat dari sagu yang berbentuk bulatan kecil-kecil berwarna putih, merah muda, atau merah. Bulatan sagu ini dimasak dalam santan sampai empuk, kemudian dicampur dengan gula merah, daun pandan, dan kayu manis. Di Maluku, jangan pernah menyebut gula merah sebagai gula jawa. Gula merah dari kelapa banyak diproduksi di Saparua, karenanya dikenal dengan sebutan gula saparua.
Bubur ne adalah pencuci mulut (dessert) populer bila disajikan dengan es. Bila disajikan panas, biasanya dihidangkan bersama sagu. Lagi-lagi, sagu dicelup ke dalam bubur ne panas supaya lunak, dan menjadi snack yang mengenyangkan.

2. Maluku Utara

Gohu Ikan atau biasa disebut Sashimi ala Ternate adalah makanan yang terbuat dari ikan gohu. Gohu ikan Ternate dimasak dari ikan tuna segar (mentah), Ikan tuna memang menjadi bahan yang sering digunakan untuk membuat gohu ikan. Bila ikan itu sedang tidak musim, bisa diganti dengan ikan cakalang (skipjack).

3. Papua

Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit. Papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar. Papeda merupakan makanan yang kaya serat, rendah kolesterol dan cukup bernutrisi.

Share:

Makanan Khas Daerah Sulawesi

Makanan Khas Daerah Sulawesi

1. Sulawesi Utara

Tinutuan atau Bubur Manado adalah makanan khas Indonesia dari Manado, Sulawesi Utara. Ada juga yang mengatakan tinutuan adalah makanan khas Minahasa, Sulawesi Utara. Tinutuan merupakan campuran berbagai macam sayuran, tidak mengandung daging, sehingga makanan ini bisa menjadi makanan pergaulan antarkelompok masyarakat di Manado. Tinutuan biasanya disajikan untuk sarapan pagi beserta berbagai pelengkap hidangannya.
Share:

Makanan Khas Daerah Kalimantan

Makanan Khas Daerah Kalimantan

1. Kalimantan Barat

Jenis bubur berasal dari orang Melayu di Sambas di Kalimantan Barat dan kemudian diadaptasi sebagai makanan untuk orang Melayu Sarawak.
Di Kalimantan Barat, bubur pedas biasanya terbuat dari bubur nasi dicampur ikan teri sedikit, kacang, daun bawang, dan rempah-rempah. Juga tak lupa dengan saus dan kecap untuk menambah citarasanya. Biasanya ditambahkan juga perasan jeruk limau. Di Sambas, makanan ini merupakan makanan rakyat. Di Pontianak, biasanya orang menjual bubur pedas dengan gerobak.
Share:

Makanan Khas Daerah Nusa Tenggara dan Bali

Makanan Khas Daerah Nusa Tenggara dan Bali

1. Nusa Tenggara Timur

Kolo
Kolo atau nasi bakar demikian sebutan untuk makanan khas yang dimasak menggunakan bamboo, untuk bisa menghasilkan nasi bakar atau nasi bambu ini dibutuhkan bahan berupa bambu muda dengan panjang 30 sentimeter, beras dan bumbu masakan. Cara memasaknya, beras, air dan bumbu masakan dimasukkan kedalam bambu. Setelah itu, pada bagian ujung atau mulut ditutup dengan daun pisang. Lalu, dibakar sampai matang berkisar setengah jam lamanya.

2. Nusa Tenggara Barat

Ayam Taliwang
Ayam Taliwang adalah makanan khas Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat yang berbahan dasar daging ayam. Daging ayam tersebut dibakar dengan bumbu cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, tomat, terasi goreng, kencur, gula merah, dan garam. Makanan ini biasanya disajikan bersama makanan khas Lombok yang lain, misalnya plecing kangkung.

3. Bali

Betutu
Betutu adalah lauk yang terbuat dari ayam atau bebek yang utuh yang berisi bumbu, kemudian dipanggang dalam api sekam. Betutu ini telah dikenal di seluruh kabupaten di Bali. Salah satu produsen betutu adalah desa Melinggih, kecamatam payangan kabupaten Gianyar. Ayam betutu juga merupakan makanan khas Gilimanuk. Betutu digunakan sebagai sajian pada upacara keagamaan dan upacara adat serta sebagai hidangan dan di jual. Konsumennya tidak hanya masyarakat Bali tetapi juga tamu manca negara yang datang ke Bali, khususnya pada tempat-tempat tertentu seperti di hotel dan rumah makan atau restoran. Betutu tidak tahan disimpan lama.
Share:

Masakan Khas Daerah Jawa

Masakan Khas Daerah Jawa

1. Banten


Sate bandeng merupakan makanan khas Banten dan banyak ditemui di daerah Serang. Konon makanan olahan dari ikan bandeng ini diperkenalkan oleh juru masak kerajaan Banten Girang pada abad ke 16 untuk menjamu para tamu kerajaan. Karena ikan bandeng memiliki banyak duri sehingga akan menyulitkan saat dikonsumsi, si juru masak tersebut memutar otak agar bisa menyajikan ikan bandeng dengan cara yang berbeda dan dapat dikonsumsi tanpa harus kesulitan saat dikonsumsi karena durinya, sehingga ditemukanlah sate bandeng dan masih populer hingga sekarang. Sementara itu di beberapa daerah lain ikan bandeng juga menjadi makanan dan oleh-olah khas daerah tersebut, seperti bandeng duri lunak (bandeng presto) khas Semarang-Jawa Tengah, bandeng cabut duri khas Sidoarjo-Jawa Timur, bandeng bakar lumpur khas Brebes-Jawa Tengah.

Sesekali jika berwisata ke daerah Banten, jangan lupa untuk membeli sate bandeng sebagai oleh-oleh yang banyak dijual di tapal batas antara kota Serang dan Tangerang. Harga per tusuk sate bandeng sekitar Rp20.000,- sampai Rp25.000,-. Harga tersebut tidak akan terbilang mahal jika dibandingnkan dengan rumitnya pembuatan sate bandeng dengan cita rasa yang
gurih tersebut.

Tidak seperti sate pada umumnya yaitu potongan daging kecil-kecil yang ditusukkan pada sebilah bambu lalu di bakar dengan bara dan dihidangkan setelah disiram bumbu sambal kacang atau kecap. Proses pembuatannya sangat unik, setelah dibersihkan sisiknya, ikan bandeng diremas atau dipukul-pukul (gepuk) agar dagingnya hancur dan terpisah dari kulit ikan bandeng yang tebal. Kemudian daging ikan bandeng yang sudah hancur tersebut dikeluarkan dari kulitnya dengan cara mencabut tulang dari bagian bawah kepala ikan untuk dibuang duri-duri halusnya dan dicampur dengan bumbu dan santan kental. Setelah itu daging yang telah bercampur bumbu tadi dimasukkan kembali kedalam kulit bandeng yang masih utuh sehingga berbentuk ikan seperti semula lalu ditukkan pada bambu dan dibakar.

Setelah diolah menjadi sate bandeng, rasa asli ikan bandeng yang menurut kebanyakan orang bau lumpur menjadi hilang sama sekali dan tergantikan oleh gurihnya santan kental dan bumbu-bumbu lain seperti ketumbar. Tersedia pilihan rasa sate bandeng pedas dan biasa. Sate bandeng bisa disantap dengan nasi tanpa harus menambahkan bumbu sambal seperti sate lainnya, tetapi jika memang ingin menyantap dengan tambahan sambal, sambal kecap bisa menjadi pasangan yang cocok untuk sate bandeng.

Share:

Minggu, 03 September 2017

Masakan Khas Daerah Sumatera

Masakan Khas Daerah Sumatera

1. Aceh

Ayam Tangkap

Ayam Tangkap adalah masakan khas Aceh yang terbuat dari ayam yang digoreng dengan bumbu dan rempah-rempah khas.
Kebiasaan menyantap ayam tangkap sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Aceh. Pengolahan ayam ini tidaklah sulit yaitu hanya dengan menggoreng setelah sebelumnya sudah terlebih dahulu diberi bumbu agar gurih saat disantap. Bumbu yang digunakan seperti bawang putih, lada, kemiri, garam, dan jahe. Setelah dibumbui, ayam lalu digoreng sekitar 5–10 menit. Pada saat yang bersamaan, dimasukkan pula beberapa genggam daun yang akan disajikan bersama ayam sehingga rasa rempah dedaunan turut meresap ke dalam daging ayam. Daun yang digunakan, di antaranya daun kari, potongan daun pandan, dan salam koja. Dedaunan itu pula yang kemudian menutupi sajian ayam tangkap pada setangkup piring.
Setelah ayam matang, dedaunan ini memang tetap disajikan dengan menutupi ayam sehingga terlihat ayam sengaja diletakkan di bawah dedaunan. Dedaunan ini selain sebagai daya tarik hidangan, sekaligus bisa dijadikan sebagai lalapan kering pelengkap potongan ayam. Jika masih dalam keadaan hangat, dedaunan ini bercita rasa kering seperti kerupuk.
Di beberapat tempat, masakan ini dijuluki juga dengan istilah ayam tsunami dikarenakan masakan ini biasanya disajikan dengan ditebarkan di piring seperti ketidakteraturan setelah bencana tsunami.

2. Medan

Bika Ambon
Bika ambon adalah sejenis penganan asal Indonesia. Terbuat dari bahan-bahan seperti telur, gula, dan santan, bika ambon umumnya dijual dengan rasa pandan, meskipun kini juga tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan cokelat. Bika ambon biasanya dapat bertahan dalam kondisi terbaik selama sekitar empat hari karena setelah itu kue tersebut mulai mengeras.

Menurut penjelasan M Muhar Omtatok, seorang budayawan dan sejarawan, kue bika ambon terilhami dari kue khas Melayu yaitu Bika atau Bingka. Selanjutnya dimodifikasi dengan bahan pengembang berupa nira/tuak enau hingga berongga dan berbeda dari kue Bika atau Bingka khas Melayu itu. Selanjutnya M Muhar Omtatok menyebutkan bahwa kue ini disebut bika ambon karena pertama sekali dijual dan popular di simpang Jl Ambon-Sei Kera Medan.

Bika ambon dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan, Sumatera Utara. Di Medan, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah terdapat sedikitnya 30 toko yang menjual kue ini. Setiap toko di lokasi ini bisa menjual lebih dari 1.000 bungkus bika ambon perhari apabila menjelang hari raya. Diperkirakan, sebutan bika ambon muncul dari kebiasaan masyarakat yang dahulu baru mengenal bika yang diproduksi di Jalan Ambon, Medan. Penyebutan bika ambon akhirnya menjadi tradisi seiring dengan berkembangnya industri makanan ini.

3. Padang

Rendang
Rendang atau randang adalah masakan daging bercita rasa pedas yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu dan rempah-rempah. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan berulang-ulang dengan santan kelapa. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam) hingga kering dan berwarna hitam pekat. Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering disebut kalio, berwarna coklat terang keemasan.

Rendang dapat ditemukan di Rumah Makan Padang di seluruh dunia. Masakan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand. Di daerah asalnya, Minangkabau, rendang disajikan dalam berbagai upacara adat dan perhelatan istimewa. Meskipun rendang merupakan masakan tradisional Minangkabau secara umum, masing-masing daerah di Minangkabau memiliki teknik memasak dan penggunaan bumbu yang berbeda.

4. Jambi

Tempoyak adalah masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi sebagai lauk saat menyantap nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung, namun hal ini jarang sekali dilakukan karena banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak itu sendiri. Selain itu, tempoyak dijadikan bumbu masakan.

Citarasa dari Tempoyak adalah asam, karena terjadinya proses fermentasi pada daging buah durian yang menjadi bahan bakunya. Tempoyak dikenal di Indonesia, terutama di Bengkulu, Palembang, Lampung, Jambi, dan Kalimantan. Selain itu, makanan ini juga terkenal di Malaysia. Di Palembang, tempoyak dimasak dengan campuran daging ayam. Di Lampung, tempoyak menjadi bahan dalam hidangan seruit atau campuran untuk sambal.

5. Bengkulu

Pendap merupakan masakan khas bengkulu yang terbuat dari bahan dasar ikan kembung yang dicampur dengan beberapa bumbu-bumbu. Masakan khas bengkulu ini sangat banyak sekali digemari oleh masyarakat luas, karena memang masakan ini memiliki rasa yang enak dan gurih.

Makanan ini merupakan salah satu masakan indonesia yang mengandalkan bahan dasar ikan kembung yang dimana ikan ini banyak mengandung kandungan omega 3 yang sangat tinggi dan baik sekali untuk menurunkan kadar kolesterol hingga mencegah penyakit jantung

6. Kepulauan Riau

Gong Gong atau Siput merupakan makanan khas masyarakat di Kepulauan Riau. Makanan ini biasanya diolah dengan cara direbus lalu dimakan dengan sambal khusus. Gong gong tidak hanya terkenal di Kepri tetapi juga sudah dikenal hingga ke Malaysia, Singapura, Korea, Thailand hingga India karena rasa dan aromanya yang khas. Di Kepulauan Riau, hewan laut ini banyak ditemukan di perairan Desa Lobam, Tanjung Uban, Pulau Bintan dan Batam. Kandungan gizi Gong Gong sangat tinggi, bahkan sebagian orang percaya makanan Gong Gong ini mampu meningkatkan pertumbuhan hormon dan meningkatkan vitalitas.
Share:

BTemplates.com

BTemplates.com

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.